Kamis, 13 Oktober 2011

KAPAN MENGGUNAKAN GRAFIK BITMAP DAN GRAFIK VEKTOR

Secara garis besar, desain pemodelan grafik bisa dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok grafis. Yaitu, grafis berbasis vektor dan grafis berbasis bitmap. Kapan Anda mesti memilih vektor dan kapan Anda mesti memilih bitmap harus menjadi pertimbangan pertama sebelum Anda bekerja. Bagaimana sifat-sifat keduanya, dan bagaimana mencocokannya dengan kebutuhan Anda harus ditentukan dengan bijak. Karena itu semua mempengaruhi cara kerja dan hasil yang akan Anda raih.
Pertama, Anda harus mengetahui program-program yang umum digunakan untuk membuat dan melakukan pengeditan desain, seperti microsoft photo editor, photoshop, gimp, paint, dan corel photo paint untuk grafis bitmap. Sedangkan untuk grafis vektor seperti auto cad, corel draw, adobe illustrator, macromedia freehand, dan Adobe inDesign. Sebaiknya Anda membekali diri dengan konsep dasar desain grafis dengan mempelajari dasar-dasar penggunaan komputer dalam pembuatan desain. Karena pengetahuan semacam ini akan membantu Anda untuk bisa bekerja dengan tepat dan efektif. Sehingga, Anda tidak akan mengalami saat di mana pekerjaan desain yang sudah Anda kerjakan dengan susah payah ternyata tidak bisa digunakan karena hal-hal teknis. Dan Anda tak akan menerima komentar orang seperti, “Wah…mestinya Anda menggunakan program ini dan bukan itu,” atau “Harusnya Anda menggunakan format ini, resolusi segini,” serta masih banyak bla…bla…bla lainnya yang hanya akan memusingkan dan membuat Anda frustasi.
Sebelumnya, kita kembali mengingat bahwa grafis berbasis bitmap adalah semacam grafis yang menggunakan obyek geometris dan perhitungan matematis dalam pembuatannya. Semua obyek pembentuk suatu desain diciptakan oleh komputer dengan mengkalkulasikan faktor-faktor matematisnya, seperti koordinat letak, ukuran dimensional, ukuran outline, dan sebagainya.
Sedangkan untuk membuat grafis berbasis vektor, Anda harus mendefinisikan titik awal dilanjutkan dengan titik-titik berikutnya, dimana komputer akan secara otomatis menyambungkan titik-titik tersebut dalam membentuk suatu obyek. Karena obyek-obyek dibentuk berdasarkan posisi titik-titik penyusunnya, maka untuk mengedit suatu obyek, yang perlu Anda lakukan adalah mengedit titik-titik tersebut. Harus Anda ketahui bahwa sebuah grafis berbasis vektor bisa terdiri dari banyak obyek yang masing-masingnya terbentuk dari banyak titik pula. Secara umum bisa dikatakan grafis vektor adalah tipe grafis yang paling mudah digunakan dan diedit. Walaupun begitu, mudah atau tidaknya penggunaan tergantung dari kebutuhan dan kemampuan Anda dalam hal desain grafis.
Yang istimewa dari grafis vektor adalah sifatnya yang fleksibel. Yaitu, Anda bisa mengubah ukuran dimensionalnya tanpa mengubah kualitas tampilan maupun hasil cetaknya. Sebuah grafis vektor bisa Anda perbesar ukurannya hingga beberapa meter atau Anda perkecil hingga beberapa milimeter tanpa kehilangan ketajamannya. Sifat grafis vektor semacam ini disebut resolusi bebas (resolution independent).

Simak gambar berikut ini. Pasti berbeda dengan gambar yang sebelumnya telah Anda lihat.

























Karena sifatnya yang fleksibel, grafis vektor umum dipakai untuk membuat desain-desain yang membutuhkan fleksibilitas juga, dalam artian desain yang bisa digunakan dalam berbagai kesempatan, dalam berbagai ukuran, dan dalam berbagai media reproduksi.
Dalam konteks suatu perusahaan, grafis vektor biasanya digunakan dalam pembuatan logo, di mana logo tersebut umumnya digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari kop surat (letterhead), kartu nama, brosur, booklet hingga kemasan produk dan masih banyak lagi.
Untuk masing-masing penggunaan, logo berupa grafis vektor akan sangat memudahkan Anda untuk memodifikasi ukuran, tata letak, dan berbagai atribut lainnya, sementara pada saat bersamaan tetap mempertahankan kualitas hasil akhirnya. Jadi tak peduli dicetak di kartu nama berukuran 9 cm x 5 cm, spanduk 3 m x 1 m atau di brosur berukuran folio. Logo perusahaan Anda akan senantiasa terlihat solid, sesolid perusahaan Anda.
Grafis vektor juga banyak digunakan dalam pembuatan desain-desain yang membutuhkan presisi, seperti desain produk (product design), terutama untuk kemasan. Di mana ukuran dan ketepatan peletakan elemen-elemen desain sangat berpengaruh terhadap persepsi calon konsumen, yang pada akhirnya mempengaruhi keinginan untuk membeli.
Lagipula, siapa juga yang mau membeli suatu produk yang kemasannya jelek. Simak contoh gambar berikut ini.




















Dalam perkembangannya, grafis vektor juga berhasil memikat hati pada pembuatan kartun dan animasi, sehingga jika Anda perhatikan, begitu banyak situs di internet yang menggunakan animasi flash yang dibuat menggunakan grafis vektor.
Keunggulan bekerja dengan grafis vektor salah satunya adalah ukuran file desain yang dihasilkan relatif lebih kecil dibandingkan dengan desain yang sama namun dibuat dengan grafis bitmap. Contohnya seperti sebuah desain kartu pelajar yang dibuat sebagai kartu grafis vektor dalam format CDR (CorelDraw) menghasilkan file berukuran 56 kb, sedangkan saat dibuat sebagai grafis bitmap dalam format JPEG (Joint Photographic Experts Group) dengan ukuran dimensional sama dan resolusi 300dpi menghasilkan file berukuran 95 kb. Untuk satu desain mungkin hal ini tidak akan terlalu berpengaruh. Namun jika Anda mengerjakan dengan lebih banyak desain, atau dengan desain berukuran dimensional yang lebih besar, maka ukuran file penyimpanan akan benar-benar Anda pertimbangkan.
Walaupun begitu, tidak ada program yang selalu sempurna dan tidak mempunyai kekurangan, bahkan manusia yang dikatakan sebagai makhluk sempurna saja masih memiliki kekurangan. Sehingga tidak akan ada yang dapat sempurna memenuhi segala kebutuhan dan harapan penggunanya.
Kesimpulannya, grafis vektor yang terbentuk dari obyek-obyek yang dibuat dengan perhitungan matematis, kurang mampu menangani obyek-obyek yang teramat kompleks, seperti ragam warna, gradasi, perubahan kontur dan sebagainya. Sehingga, adalah hampir mustahil membuat ilustrasi wajah manusia sebagaimana yang Anda lihat di foto dengan menggunakan grafis vektor. Saat itulah kita menangani gambar-gambar foto kompleks semacam ini menggunakan grafis bitmap.



Referensi :
http://buzzlikesbags.blogspot.com/2011/09/achmad-furqon514092613ia04dpg-13.html
http://astayoga.wordpress.com/tag/astayoga/
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110816192259AAkZkqF

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Andi.Rohard90

 
;